![]() |
Kawasan jalan MH Thamrin saat Car Free Day di hari Minggu |
Untuk mengurangi polusi udara dan memberikan kesempatan warga untuk menikmati udara segar dan sehat, pemda DKI Jakarta, membuat kebijakan hari bebas kendaraan atau di istilahkan dengan car free dayuntuk kawasan sepanjang jalan Jenderal Soedirman dan MH Thamrin setiap hari Minggu. Pemda memberi kesempatan kepada warga untuk memanfaatkan jalan yang lengang itu untuk kegiatan olah raga yang tidak melibatkan kendaraan bermesin di sepanjang kedua jalan itu.
Bagi anda yang menggemari pemotretan olah raga atau benda bergerak lainnya, bisa memanfaatkan hari bebas kendaraan atau car free day setiap hari Minggu itu untuk mengasah keterampilan.
Sebenarnya banyak obyek pemotretan yang dapat kita manfaatkan di sana, misalnya, street photography, candid, landscape dan architecture photography.Disamping sport photography yang akan kita ulas disini.
Pemotretan benda bergerak atau dalam istilah fotografinya panning, sering di lakukan dalam olahraga balap motor, mobil, sepeda dan juga lari jarak pendek atau sprint.
Hasil yang kita dapatkan dari pemotretan dengan tehnik panning adalah, benda bergerak, apakah itu sepeda, motor atau mobil yang kita foto terlihat tajam, sementara latar belakangnya yang terlihat bergerak cepat. Semakin lambat kecepatan rana yang kita pakai, semakin panjang bayangan latar belakang yang kita dapatkan. begitu juga semakin tinggi kecepatan rana yang di pakai, semakin pendek pula bayangan latar belakangnya. Pada kecepatan rana tertinggi kita juga bisa menghentikan laju kendaraan yang kita foto, sehingga semua terlihat tajam, subyeknya dan latar belakangnya.
Pan yang artinya ikut, dan panning = mengikuti, yaitu suatu tehnik pemotretan, dimana kamera yang kita pegang “mengikuti” arah bergeraknya benda yang akan kita foto.Caranya yaitu, aturlah kamera yang kita pakai pada kecepatan rendah, misalnya 1/60 detik. Kemudian anda fokuslah posisi area dimana nanti anda akan menekan tombol rana. Begitu juga bukaan diafragma yang sesuai dengan kecepatan rana terpilih untuk pencahayaan normal.
Bila semuanya telah disetel dengan benar, maka sekarang alihkanlah lensa kamera anda kearah datangnya benda bergerak atau obyek yang hendak anda foto, bidiklah terus, sampai dia lewat di tempat atau lokasi yang telah anda tentukan tadi. Begitu dia lewat tekanlah tombol rana dengan lembut agar kamera tidak goyang, saat anda menekan tombol rana itu ikuti terus pergerakan obyek anda hingga rana kamera anda menutup sempurna. Ulangilah beberapa kali untuk melancarkan gerakan anda, juga untuk mendapatkan hasil pemotretan terbaik. Semakin fasih anda melakukan gerakan mengikuti obyek foto anda, maka akan semakin baik jugalah hasilnya.
Dari sekian banyak foto hasil jepretan anda, lhatlah satu persatu dimana kelemahan dan kesalahan yang anda lakukan. Sehingga pada pemotertan berikutnya anda sudah punya pengalaman dan tidak membuat kesalahan yang sama. Bila anda ingin mencetaknya, pilihlah mana yang terbaik menurut anda untuk dicetak. Atau boleh juga anda cetak semuanya, untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan anda dalam melakukan tehnik panning tadi.
Suatu hal yang harus dipahami juga adalah, bahwa untuk melakukan pemotretan dengan tehnik panning, anda harus mengetahui sasaran pemotretan anda, apakah itu sepeda, motor atau mobil balap. Karena hal ini juga berhubungan dengan kecepatan rana yang harus anda pakai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Misalnya untuk pemotretan sepeda anda bisa memakai kecepatan rana 1/30 sampai 1/60 detik. Untuk motor dengan kecepatan tinggi anda bisa bereksperimen dengan kecepatan rana pada 1/60 hingga 1/125 detik. Untuk motor atau mobil balap di sirkuit anda bisa memakai kecepatan 1/125 hingga 1/500, tergantung posisi motor atau mobilnya, apakah di lintasan lurus dengan kecepatan maksimum, atau di tikungan dengan kecepatan yang lebih rendah.
Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pemotretan di lintasan balap, tentulah anda harus mempunya lensa jarak jauh atau lensa tele, karena anda harus memotret balapan itu dari panggung penonton atau area khusus untuk para wartawan foto.
Berlatih dan berlatih adalah cara terbaik anda untuk meraih pengalaman, sehingga bila anda terjun ke arena yang sebenarnya, anda sudah siap dengan penguasaan medan dan peralatan.
wah pak dian kelana keren ih motonya, saya nggak jago2 nih ngejepret :3
BalasHapusUntuk mendapatkan foto-foto ini saya membutuhkan beberapa kali pemotretan. Jadi nggak hanya sekali jepret, Honey
HapusTerimakasih telah singgah
foto-fotonya apik banget pak....
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari makassar :-)
Terimakasih telah berkunjung bung Hariyanto. Salam kembali dari Jakarta
HapusEfek fotonya keren banget....wuzzz....., btw senang nie kalau bisa bersepeda. Sembari liburan tapi juga menyehatkan. hehe
BalasHapusItu bukan efek foto bung Hendrik, tapi tehnik pemotretan yang disebut panning, yaitu mengikuti pergerakan dengan kamera sesuai dengan arah obyek yang kita foto.
HapusFoto-fotonya keren Ayah.
BalasHapusOya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
Saya sudah lama mendengar nama Ayah tapi baru kali ini ke blog ini. Ayah aktif di Kompasiana ya?
Terimakasih juga telah berkunjung Mugniar. Saya memang aktif di Kompasiana, dan FB disamping blog personal ini.
Hapuskeren bener Om Dian, sambil bersepeda mengembangkan hobby Foto-foto hasil jebretannya emang mantab tenan.
BalasHapusNgomong-ngomong tentang Car Free Day, jadi inget saat naik Taxi mau menuju Gedung Indosat dari Stasiun Gambir aja susahnya minta ampun putar balik arah hihi. Tahu gitu jalan kaki udah nyampai sedari tadi.
Maklum jarang ke Jakarta dan tak faham lalu lintas sana idich ,,,,
Terimakasih telah berkunjung Okty. Sebaiknya kalau mau ke Jakarta, inbox dulu, biar bisa di arahkan kendaraan yang akan di tumpangi atau malah mungkin cukup dengan jalan kaki.
HapusFoto2nya keren banget, Yah. Mau donk diajarin teknik fotograffinya, yang simple2 aja dulu, Yah. Hehe.
BalasHapusDitunggu postingan2 berikutnya yaaa. Sukses selalu buat Ayah. Oya, ini rumah baru Al, nih, Yah, main ke sini yaaa. http://alaikaabdullah.wordpress.com
Sebenarnya rumah lama Al, tapi habis direnovasi sama Shinta Reis, makanya jadi baru lagi. Ayah sudah berkunjung kesana kok ananda, dan sudah meninggalkan jejak juga.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusyang foto bajaj ini memorable banget Pak
BalasHapusseolah2 busway dan pengendara lainnya berhenti demi lenunggu sang bajaj lewat...
heheheheheh
Hehehe.... namapaknya seperti itu Choirul. Padahal sebenarnya mereka itu berhenti karena lampu merah
Hapus